Bencana Alam (Gempa Donggala/Palu), Hal Tak Terprediksi Di Dunia Pariwisata

Dalam dunia ekonomi, bisnis, dan pariwisata bencana alam adalah faktor X yang tidak pernah bisa diprediksi, hal ini tak pernah bisa didekati dengan solusi apapun, hanya ada mitigasi, dan tindakan, seperti narasi dari sebuah video penjelasan mengapa gelombang tsunami bisa terjadi "tsunami tidak pernah bisa dicegah dan ditahan, kita hanya bisa bertidak sebelum atau sesudahnya"

Dalam dunia pariwisata, bisa dipastikan untuk kasus Gempa Donggala/ Palu pada Jumat, 28 September 2018 yang parah menghajar kota Palu akan melumpuhkan sisi pariwisata kota Palu, ikon-ikon pariwisata kota Palu saat ini nyaris rata dengan tanah. 

hotel mercure palu pasca gempa tsunami donggala palu
Hotel Mercure Palu, Sulawesi Tengah pasca gempa 7, 4 Skala Richter yang mengguncang Donggala dan Palu (Foto : Jayadi Iswan)
Jembatan Kuning Ponulele
ikon pertama kota Palu dengan bentukan jembatan yang jarang ditemui di Indonesia, jembatan ini runtuh dihajar gelombang tsunami dari arah teluk Kota Palu

jembatan kuning ponulele kota palu sulteng
Jembatan kuning Ponulele kota Palu Sulawesi Tengah setelah dilanda gempa dan tsunami (Foto : Paulus Wijono)
Masjid Terapung Kota Palu
Hanya tersisa bangunan masjid terdampar di lepas pantai tanpa jalan penghubung
masjid terapung kota palu sulawesi tengah
Masjid terapung kota Palu, Sulawesi Tengah

Pantai Talise
Pantai kota Palu yang juga merupakan ikon kota Palu tak menyisakan apa-apa setelah gempa, menurut info sebelum gempa ada banyak warga yang menyaksikan event Pariwisata Festival Palu Nomoni 2018, pantai ini yang menjadi akhir dari Teluk Palu, lokasi awal muatan air bah dari teluk Palu yang masuk ke daratan dan menerima gelombang tsunami tahap awal

Hotel Roa-Roa
Hotel yang kabarnya runtuh dengan jumlah lantai hotel yang sangat banyak, ada banyak korban yang dilaporkan meninggal dunia dan menginap di hotel ini

Hotel Mercure
Hotel yang juga porak poranda akibat gempa

Bandara Mutiara SIS Al Jufri
Tak bisa difungsikan dan hari ini (30-09/2018) dijadwalkan dioperasikan manual untuk keperluan evakuasi dan mobilisasi bantuan.

Gempa Lombok yang juga belum lama mengguncang Indonesia dalam kajian pariwisata melumpuhkan sendi-sendi ekonomi masyarakat di Lombok, bangunan wisata hancur, pengunjung yang didominasi wisatawan mancanegara menjadi menghindari Lombok sebagai tujuan destinasi wisata, para pengusaha harus menelan ludah, investasi Miliaran Rupiah yang mereka bangun sejak lama harus rubuh dan ditata ulang, jika diasuransikan mungkin tak mengapa, namun jika tidak maka pengusaha akan merugi.

Hal yang sama akan sedikit banyak terjadi di Palu, Hotel Roa-Roa dan Hotel Mercure misalnya, dari tampakan foto yang dishare di media sosial kedua hotel ini harus membangun ulang bangunan hotel untuk kembali pada keadaan semula, dan tentu saja butuh biaya yang tidak sedikit.

Bencana alam, adalah faktor tak terprediksi dalam dunia pariwisata, menurut tulisan pengamat seismik dan tektonik Indonesia Alamsyah Palenga, "kejadian gempa bumi menunjukkan kekuatan bencana alam dan kerentanan manusia" kita hanya bisa menghadapi bencana alam lewat pendekatan pencegahan sedari dini, dan penanganan pasca kejadian, satu hal yang penting menurutnya adalah lewat penataan kota (zonasi wilayah) terutama pada area yang diketahui berpotensi tinggi didera bencana alam. 

No comments

Powered by Blogger.