Salugatta-Mamuju Tengah, Kenyang Dengan View Elaeis Guineensis

Mamuju Tengah, Sulawesi Barat adalah kabupaten termuda yang lahir dari pemekaran wilayah kabupaten Mamuju, sebelumnya terlebih dahulu lahir kabupaten Mamuju Utara yang belakangan berubah nama menjadi kabupaten Pasangkayu. Mamuju Tengah terbentang dari kecamatan Pangale (di batas yang bersebelahan dengan kecamatan Sampaga, kecamatan terakhir di kabupaten Mamuju), hingga kecamatan Karossa (di batas yang bersebelahan dengan kecamatan Dapurang, kecamatan awal di kabupaten Pasangkayu). Terdapat lima wilayah kecamatan yang dimiliki kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), kecamatan Pangale, Budong-Budong, Topoyo, Tobadak, dan Karossa, dari 5 kecamatan ini, wilayah Tobadak menjorok lebih ke bagian pedalaman, sementara wilayah lainnya berada di jalur trans Sulawesi Barat - Pasangkayu/Palu.   

Ada satu yang khas dari Mamuju Tengah, komoditas Elaeis Guineensis (Kelapa Sawit) yang menjadi bahan utama Palm Oil (minyak sawit) menjadi primadona daerah ini, satu-satunya kabupaten di Sulawesi Barat yang paling banyak mengembangkan jenis tanaman ini, data dari beberapa sumber menyebutkan peningkatan jumlah lahan sawit setiap tahun di Mamuju Tengah, petani yang dahulu memiliki lahan kakao lebih memilih mengganti tanaman Kakao menjadi Kelapa Sawit karena nilai ekonominya yang lebih tinggi.  Alih fungsi lahan menuju lahan sawit banyak terjadi di kabupaten ini beberapa tahun terakhir, ini yang membuat Mamuju Tengah menjadi begitu "hijau" dan "rimbun" jelas terlihat dan tergambar dengan gamblang saat melintasi area Salugatta di kecamatan Budong-Budong. 

Komoditas kelapa sawit Mamuju Tengah begitu mengangkat taraf ekonomi masyarakat setempat, tak tanggung-tanggung para produsen skala besar melihat sawit sebagai bahan baku yang harus diolah dengan baik, karena itu tak heran jika perusahaan besar di bidang sawit mendirikan pabrik di area ini. PT Surya Raya Lestari II, dan yang terbaru PT. Wahana Karya Sejahtera Mandiri mencoba peruntungan mengolah buah sawit hasil petani menjadi minyak sawit.

pohon-sawit-di-desa-salugatta-budong-budong-mamuju tengah
Lahan sawit  (Elaeis Guineensis) di desa Salugatta, kec. Budong-Budong, kab. Mamuju Tengah, Sulawesi Barat Foto : (www.tommuanemandaronline.blogspot.com)
Area pertama yang akan Anda temui jika bertolak dari kabupaten Mamuju  ke arah Mamuju Tengah adalah kecamatan Pangale, sudah tampak beberapa pohon sawit di daerah ini, namun belum padat, bahkan di area kabupaten Mamuju pun ada beberapa wilayah yang menanam kelapa sawit, namun tidak sebanyak di Mamuju Tengah. Saat masuk ke wilayah Salugatta, Budong-Budong, maka pemandangan area padat pohon sawit akan mulai menyambut Anda. Kelapa Sawit berusia puluhan tahun berbaris rapi hingga ke sisi jalan baik di sisi kanan maupun kiri. Dalam jarak beberapa km kadang ditemui kawasan pemukiman warga, namun tak cukup panjang, setelah itu kembali disambut lahan sawit yang panjang. Tandan buah sawit jadi pemandangan lumrah yang akan Anda temui di sisi jalan, tak lama setelah itu kendaraan truk atau sekelas mini bus dengan bak terbuka akan mulai mengangkut tandan buah ini menuju pabrik. 

Lahan sawit yang Anda temukan di area jalur lintas Sulbar ini tidak hanya terbatas di daerah ini saja, dari puncak Indah Salugatta , sejauh mata memandang semua dipenuhi lahan sawit, jika berbelok ke arah Tobadak maka lahan sawit ini masih akan terus berlanjut. singkatnya nayaris semua wilayah kecamatan Mamuju Tengah ditumbuhi sawit.

Di sepanjang Salugatta, pemandangan hutan sawit ini akan "kenyang" Anda lahap. Jika melihatnya secara detail, setiap barisan  akan anda temukan rorak yaitu parit yang dibuat untuk mengurangi laju aliran permukaan air, biasanya untuk lahan sawit yang memiliki daerah dengan kemiringan beberapa derajat , fungsinya juga untuk menyimpan air. Parit-parit panjang ini sekilas tampak menakutkan, tempat bagi bersembunyinya hewan-hewan liar seperti ular sawah atau ular phython, jenis reptil yang pernah menggemparkan Mamuju Tengah dengan beritanya di media nasional. Peristiwa seekor ular yang menelan mentah-mentah seorang petani kelapa sawit saat berada di kebunnya menjadi momok yang tak terhindarkan. Adalah Akbar, petani yang berasal dari dusun Pangerang, desa Salubiro, kec. Karossa, Mamuju Tengah, ia ditelan ular phython raksasa saat sedang memanen kelapa sawitnya, ia diseret dan dililit ular, dan ditelan mentah-mentah, baru kemudian keeseokan harinya, ular yang memangsa Akbar ditemukan warga. Ular kemudian ditangkap, dibunuh dan dibelah, hingga tampak jasad Akbar yang masih utuh.

Menyaksikan rimbunnya hutan sawit memang menjadi habitat bagi hewan sejenis reptil, pun ada yang  menyebutkan jika makanan ular banyak hidup di lahan sawit, hewan seperti tikus yang banyak ditemukan di sawit menjadi bahan mangsa ular, wajar jika ular akan mendatangi lahan sawit.




pohon-sawit-salugatta-budong-budong-mamuju tengah
Lahan sawit  (Elaeis Guineensis) di desa Salugatta, kec. Budong-Budong, kab. Mamuju Tengah, Sulawesi Barat Foto : (www.tommuanemandaronline.blogspot.com)
Sepanjang area Salugatta usia sawit lebih tua dibandingkan dengan di daerah-daerah lainnya, tinggi pohon sawit dengan beberapa daun yang kering menunjukkan hal itu, berbeda dengan beberapa sawit di daerah kecamatan Pangale yang masih terbilang muda.  

Jika melintasi Salugatta maka Anda akan kenyang dengan pemandangan sawit di sepanjang jalur yang elok ini, ditambah kelokan dan tikungan yang jumlahnya puluhan.

No comments

Powered by Blogger.