Pulau Gusung Toraja ; Menghirup Senyap Aroma Wisata Di Selatan Binuang, Polewali Mandar
Pulau Gusung Toraja, orang-orang lokal dan nelayan setempat lebih mengenalnya dengan nama "Pulau Pasir Putih. Pulau berukuran kecil seukuran lapangan sepakbola yang dapat dikelilingi tidak lebih dari 15 menit.
Untuk dapat sampai ke pulau ini, Anda dapat mengambil jalur penyeberangan dari dermaga Belang-Belang di desa Tonyaman, kec. Binuang, kab. Polewali Mandar. Dari pusat kota Polewali tak ada jalur angkutan umum yang dapat langsung mengantarkan Anda, hanya ada jasa angkutan umum di jalan utama kabupaten, karena itu Anda sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi atau jasa angkutan langsung menuju dermaga.
Ada dua jalur untuk sampai ke dermaga dari jalan poros kabupaten, arah masuk Tonyaman yang dekat dengan SPBU, dan jalur baru diatas beton dekat jembatan kecil, juga tak jauh dari SPBU. Arahkan kendaraan hingga mentok ke pesisir dan berjalanlah ke arah Timur hingga menemukan bangunan masjid kecil di ujung jalan. Di balik masjid ini Anda dapat menemukan dermaga kecil, namanya Belang-Belang, pusat labuh-berangkat taksi laut, alat transportasi yang digunakan untuk menjangkau pulau-pulau kecil di gugus pulau Tonyaman.
Ada dua jalur untuk sampai ke dermaga dari jalan poros kabupaten, arah masuk Tonyaman yang dekat dengan SPBU, dan jalur baru diatas beton dekat jembatan kecil, juga tak jauh dari SPBU. Arahkan kendaraan hingga mentok ke pesisir dan berjalanlah ke arah Timur hingga menemukan bangunan masjid kecil di ujung jalan. Di balik masjid ini Anda dapat menemukan dermaga kecil, namanya Belang-Belang, pusat labuh-berangkat taksi laut, alat transportasi yang digunakan untuk menjangkau pulau-pulau kecil di gugus pulau Tonyaman.
Taksi laut adalah perahu panjang, yang dilengkapi dengan cadik atau "Palatto" yang berfungsi sebagai penyeimbang saat perahu meluncur. Perahu ini berukuran 5-6 meter dengan daya muat 8-10 orang untuk sekali pemberangkatan. Dengan mesin tempel hingga dua buah, perahu ini dapat mengantarkan Anda menuju pulau-pulau baik yang berpenghuni (Pulau Battoa dan Pulau Salamaq) maupun yang tak berpenghuni (Gusung Toraja, Dea-Dea, Landea, Karamasang, dan Panampeang)
Hampir setiap hari terparkir beberapa taksi laut yang melayani jalur penyeberangan reguler ke Pulau Battoa dan Pulau Salamaq, kedua pulau ini menjadi tujuan utama taksi laut pergi dan berangkat karena keduanya dihuni oleh beberapa kepala keluarga yang dominan berprofesi sebagai nelayan, kebutuhan sehari-hari disuplai dari daratan Polewali dengan dermaga Belang-Belang sebagai jalur penghubung utama. Sementara khusus untuk Pulau Gusung Toraja biasanya hanya akan ramai saat hari libur dan akhir pekan, atau oleh kelompok penggemar wisata memancing yang melempar umpan di sekitar Gusung Toraja. Jika hendak bertolak ke Pulau Gusung Toraja maka ada banyak perahu yang siap mengantarkan dengan tarif dari Rp 200.000-300.000 untuk pulang dan pergi.
Dari dermaga Belang-Belang butuh waktu sekitar 20-25 menit untuk sampai ke bibir pantai Pulau Pasir Putih dengan menggunakan taksi laut, jika dari Belang-Belang mengarah langsung menuju Gusung Toraja maka perahu Anda akan melalui pulau Battoa di sisi kanan, pulau Dea-Dea (pulau yang populer dengan sebutan pulau kucing) dan pulau Tangnga/Salamaq di sisi kiri, hingga langsung mengarah dan berlabuh di sisi utara pulau.
Dari gambaran topografi peta pulau-pulau yang ada di kecamatan Binuang, Pulau Gusung Toraja berada di garis yang paling luar dari gugus pulau yang ada di kecamatan Binuang. Di bagian utara terdapat Pulau Tangnga (Pulau Salamaq) dan berada di "tengah" karena itu ia disebut Pulau Tangnga, di sebelah kiri tampak Pulau Battoa dan pulau Panampeang, dan sisi kanan terdapat Pulau Karamasang (pulau yang jelas terlihat dari tikungan tajam di batas desa Mirring dan kelurahan Amassangan).
Hampir setiap hari terparkir beberapa taksi laut yang melayani jalur penyeberangan reguler ke Pulau Battoa dan Pulau Salamaq, kedua pulau ini menjadi tujuan utama taksi laut pergi dan berangkat karena keduanya dihuni oleh beberapa kepala keluarga yang dominan berprofesi sebagai nelayan, kebutuhan sehari-hari disuplai dari daratan Polewali dengan dermaga Belang-Belang sebagai jalur penghubung utama. Sementara khusus untuk Pulau Gusung Toraja biasanya hanya akan ramai saat hari libur dan akhir pekan, atau oleh kelompok penggemar wisata memancing yang melempar umpan di sekitar Gusung Toraja. Jika hendak bertolak ke Pulau Gusung Toraja maka ada banyak perahu yang siap mengantarkan dengan tarif dari Rp 200.000-300.000 untuk pulang dan pergi.
Dari dermaga Belang-Belang butuh waktu sekitar 20-25 menit untuk sampai ke bibir pantai Pulau Pasir Putih dengan menggunakan taksi laut, jika dari Belang-Belang mengarah langsung menuju Gusung Toraja maka perahu Anda akan melalui pulau Battoa di sisi kanan, pulau Dea-Dea (pulau yang populer dengan sebutan pulau kucing) dan pulau Tangnga/Salamaq di sisi kiri, hingga langsung mengarah dan berlabuh di sisi utara pulau.
Tampak Pulau Tangnga (Pulau Salamaq) dari pesisir pantai yang dipenuhi lamun di Pulau Gusung Toraja, kec. Binuang, kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Foto : Muhammad Tom Andari) |
Dalam barisan gugus pulau, Gusung Toraja berada di garis terdepan, cukup jauh dari pulau-pulau besar seperti Battoa, Tangnga, dan Karamasang, dan merupakan satu-satunya pantai dengan struktur pasir berwarna putih, karena itulah kemudian masyarakat lokal mengenal nama lain pulau ini sebagai "Pulau Pasir Putih". Jika terdapat gelombang besar dari arah teluk maka Gusung Toraja lah yang pertama kali akan mendapatkan efek.
Pulau Gusung Toraja atau yang lebih populer dikenal dengan nama Pulau Pasir Putih di kec. Binuang, kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Foto : Muhammad Tom Andari) |
Pilihan-pilihan wisata yang paling dominan adalah yang berkaitan dengan kepetualangan di alam bebas, itu karena pulau ini sejatinya tak berpenghuni, serta tak dikelola oleh pihak manapun, baik pemerintah atau pun swasta, sehingga untuk mengharapkan adanya fasilitas wisata yang memudahkan wisatawan/ pengunjung akan sangat sulit. Wisatawan yang datang dapat berkunjung dengan prinsip mandiri dan lebih menikmatinya sebagai pulau yang kosong.
Tampak Pulau Karamasang di sis kanan dari area tepi pantai di Pulau Gusung Toraja, kec. Binuang, kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Foto : Muhammad Tom Andari) |
Di bagian selatan pulau Anda dapat melihat beberapa bakau berukuran kecil, pilihan wisata untuk melihat dari dekat tumbuhan penjaga pesisir pantai ini. Jika ingin lebih dalam maka Anda dapat memilih wisata renang di bibir pantainya, Daerah selatan pulau adalah daerah yang agak datar dan landai serta tak terlalu dalam, beda dengan daerah di bagian utara yang agak dalam dan menjadi tempat berlabuh taksi laut.
Satu kelebihan yang dimiliki Gusung Toraja adalah dari pulau ini Anda dapat menikmati waktu sunrise (matahari terbit) dan sunset (matahari terbenam) dalam satu posisi. Tak ada bagian pulau lain yang akan menghalangi sehingga pandangan mata akan langsung disajikan dengan pemandangan matahari yang terbit dan terbenam di satu tempat.
Untuk pilihan rekreasi keluarga pulau Gusung Toraja sering jadi pilihan masyarakat kota Polewali, mulai dari pelajar, siswa, mahasiswa, keluarga biasanya mengunjungi pulau saat hari libur. Dalam satu rombongan besar biasanya mereka membawa bekal makanan minuman, bersantai dan sekaligus bermain, serta berenang. Puncaknya adalah hari libur dan hari-hari raya, Gusung Toraja akan lebih ramai dari biasanya.
Khusus bagi mereka pencinta wisata petualangan alam bebas ada beberapa yang menghabiskan malam, menginap, atau mendirikan tenda di pulau ini, saat akhir pekan mereka datang, menginap sehari lalu kemudian kembali ke Tonyaman (Polewali) keesokan harinya. Hal ini tentu tak terlepas dari keterbatasan Pulau Gusung Toraja yang tak dapat menyediakan kebutuhan air tawar bagi manusia.
Bagian pesisirnya banyak ditumbuhi Padang Lamun, vegetasi favorit bagi hewan penyu yang langka dan kadang muncul. Padang lamun berawarna hitam inilah yang akan banyak Anda temui saat menyusuri pantainya. Secara alami mejadi hal yang membuat pantai tak indah, namun jika dikelola secara profesional, limbah alami ini bisa disingkirkan.
Dari struktur pasir Gusung Toraja punya jenis pasir putih yang halus, jika dibandingkan dengan pasir putih di Pantai Dato Majene maka jenis pasirnya tidak cukup putih, pasir di Pantai Dato masih lebih putih, karena ia adalah hasil dari uraian jenis batu karang yang masih bisa kita temukan di tepian pantainya, sementara sekitar pantai Gusung Toraja hanya didominasi padang lamun. Tetapi, dari tampakan tepian pantai yang landai dan ombak yang pecah di kejauhan, maka dapat diduga, sekitar pulau ini memiliki beberapa titik terumbu karang.
Menurut data hasil publikasi Mapala Unasman Sulawesi Barat yang pernah melakukan tindakan penyelamatan karang di wilayah ini bahwa wilayah perairan antara Pulau Gusung Toraja dan Pulau Karamasang adalah stasiun kontrol untuk terumbu karang, serta bagian diantara Gusung Toraja dan Pulau Tangnga juga merupakan stasiun kontrol lainnya. Dari pengamatan langsung yang sempat kami saksikan bahwa wilayah sekitar perairan Pulau Tangnga dari permukaan air memberi gambaran bahwa wilayah ini memiliki beberapa titik terumbu karang yang bisa dinikmati, walau kemudian tidak begitu indah jika dibandingkan dengan pesona terumbu karang yang dimiliki Pantai Gonda Campalagian, atau Pantai Dato dan Pantai Leppe di kab. Majene.
Untuk sajian bakau hanya ada beberapa puluh pohon bakau cilik yang dapat dinikmati dengan taksiran umur 1-3 tahun, terletak di sisi selatan pulau, kemungkinan ditanam oleh kelompok pecinta lingkungan dan beberapa kelompok mahasiswa dari kota Polewali yang sering menjadikan pesisir pulau di Binuang jadi lahan untuk menanam mangrove.
Pohon bakau yang masih berukuran kecil di tepi selatan Pulau Gusung Toraja, kec. Binuang, kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Foto : Muhammad Tom Andari) |
Dari sekian pulau tak berpenghuni di gugus kepulauan Binuang, Gusung Toraja memiliki tingkat kunjungan yang paling tinggi, itu karena pasirnya yang putih menjadi sajian yang jarang ditemukan di sekitar kota Polewali dan sekitarnya. Karena itu kemudian masalah sampah menjadi hal yang paling dominan ditemukan di pulau ini. Kalau kemudian sampah alami semisal daun kering, atau lamun yang terkumpul di bibir pantai mungkin itu adalah hal yang wajar. Tetapi beberapa limbah plastik, kaleng, dan botol ditemukan di bagian tengah pulau, dan di sekitar pantai, bukti bahwa pengunjung lokal pulau Gusung Toraja masih saja tidak berperilaku bijak dalam berwisata.
Limbah bahan minuman yang dibuang sembarangan oleh pengunjung/ wisatawan lokal di Pulau Gusung Toraja, kec. Binuang, kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Foto : Muhammad Tom Andari) |
Gusung Toraja punya potensi untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata yang berkelas dan profesional, hanya saja harus dikelola secara menyeluruh dengan rencana dan konsep yang terpola. Kabar terbaru yang beredar tak lama di bulan Desember 2016, pulau yang berada dibawah pengawasan pemerintah ini akan dikelola secara terintegrasi oleh dinas Pariwisata setempat. Ia akan menggunakan anggaran dari pemerintah pusat dan telah disetujui.
Kondisi terkini yang sempat kami saksikan di bulan Desember 2016, pulau ini belumlah layak dari segi fasilitas wisata, gazebo yang ada mulai tampak rusak, belum lagi dengan rumah peristirahatan milik pemerintah yang juga dikotori oleh tindakan vandalisme pengunjung lokal yang tak bijak. Bagian bangunan gazebo dan rumah persitirahatan dikotori dengan coretan tangan berupa nama orang dan beraneka macam ekspresi lainnya. Sepertinya tiap pengunjung punya niat meninggalkan kenangan di pulau Gusung Toraja, karena itulah, mereka meninggalkan nama sebagai tanda bahwa ia pernah menginjakkan kaki di pulau ini.
Kondisi terkini yang sempat kami saksikan di bulan Desember 2016, pulau ini belumlah layak dari segi fasilitas wisata, gazebo yang ada mulai tampak rusak, belum lagi dengan rumah peristirahatan milik pemerintah yang juga dikotori oleh tindakan vandalisme pengunjung lokal yang tak bijak. Bagian bangunan gazebo dan rumah persitirahatan dikotori dengan coretan tangan berupa nama orang dan beraneka macam ekspresi lainnya. Sepertinya tiap pengunjung punya niat meninggalkan kenangan di pulau Gusung Toraja, karena itulah, mereka meninggalkan nama sebagai tanda bahwa ia pernah menginjakkan kaki di pulau ini.
Fasilitas gazebo yang kurang terawat di Pulau Gusung Toraja, kec. Binuang, kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Foto : Muhammad Tom Andari) |
Leave a Comment