Mau Melihat Penyu Dari Dekat? Wisata Ke Mampie Saja
Mau melihat penyu dari dekat? berwisatalah ke Mampie. Saat ini terdapat pilihan wisata edukasi fauna yang dikembangkan oleh seorang warga Mampie, adalah Muhammad Yusri, jurnalis sekaligus warga Mampie yang menyediakan pilihan wisata untuk melihat hewan penyu dari dekat. Ini adalah pilihan wisata yang tentu saja tidak biasa, atau berbeda, karena untuk melihat penyu secara langsung mungkin akan jarang kita temukan di Sulawesi Barat.
Mampie, dusun yang terletak di desa Galeso, kecamatan Wonomulyo, kabupaten Polewali Mandar. Dari kecamatan Wonomulyo atau yang biasa disebut "Kappung Jawa" tempat bermukimnya orang-orang Jawa di Sulawesi Barat Anda harus menempuh jarak sekitar 11 km via gerbang desa Tumpiling, lebih mudahnya ikuti jalur menuju Pantai Wisata Mampie yang terkenal itu, sebelum area pantai Mampie terdapat rumah panggung di sebelah kanan, sekitar 800 meter sebelum gerbang masuk pantai wisata Mampie.
Untuk dikatakan pilihan wisata edukasi soal Penyu mungkin agak berlebihan, karena sebenarnya penyu-penyu yang dapat dilihat langsung dalam bak fiber bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan ini sifatnya hanya temporer atau sementara, penyu-penyu kecil yang berukuran panjang 10-15 cm ini hanya dititipkan sementara, karena alasan-alasan tertentu diantaranya untuk menyelamatkannya sebelum dilepas secara langsung ke alam bebas, ada yang dikarantina karena penyakit, kepentingan penelitian penyu beberapa orang. Namun, secara umum penyu ini dikarantina dalam bak fiber dasarnya adalah disiapkan sebelum dilepas ke laut bebas. Dan di tempat ini adalah kesempatan untuk melihat dari dekat bagaimana perilaku penyu, serta lebih dekat dan menyadari bahwa hewan ini perlu dijaga kelestariannya.
Seekor penyu yang ada di bak fiber yang ditangkarkan oleh Muhammad Yusri, warga Mampie, desa Galeso, kec. Wonomulyo, kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat (foto : Muhamad Tom Andari) |
Hal yang dipersiapkan selama penyu-penyu ini dilepas ke alam bebas adalah kemampuannya untuk bisa bersikap "liar" dijelaskan oleh Muhammad Yusri " penyu-penyu ini sebelum kami lepas harus dibuat agak liar, karena jika masih dalam keadaan jinak maka ia akan mudah ditangkap, masih ada banyak praktek penangkapan penyu di luar sana". Tantangan seekor penyu saat berada di alam bebas adalah hal yang sangat berarti, hewan ini terancam langka populasinya. Di dunia ia menjadi isu utama, dan jumlahnya semakin sedikit, ini karena perburuan terhadap daging, telur, dan bagian-bagian tubuhnya. Sisik penyu dan cangkangnya juga menjadi bahan cinderamata yang membuatnya menjadi terancam, belum lagi pada risiko pencemaran laut yaitu sampah plastik yang rentan dikonsumsi oleh penyu.
Setiap hari penyu-penyu ini harus diberi makan ikan segar, jenis pakan penyu yang dikonsumsi adalah berupa ikan bandeng segar, yang diberikan secara rutin 2 kali. Tak sulit mendapatkan ikan bandeng segar di Mampie, ada banyak tambak ikan puluhan hektar yang menyediakan sumber ikan bandeng. Perawatannya juga termasuk adalah mengganti air dalam bak fiber dengan air laut yang baru dua hari sekali, hal ini dilakukan oleh Muhammad Yusri dan keluarga secara telaten.
Dalam bak karantina ini terdapat 7 ekor penyu, semuanya dalam keadaan baik, beberapa ekor terkena penyakit jamur namun sudah pulih. Penyu lainnya tampak berukuran lebih besar, salah satu indikator bahwa penyu tersebut aktif dan sehat karena ukuran tubuhnya yang bertambah besar. Semuanya dalam persiapan sebelum dilepaskan ke laut bebas.
Hal yang seru saat melihat secara langsung penyu adalah saat penyu-penyu ini lapar, mereka akan membuka mulut dengan lebar dan menanti daging ikan bandeng dijejalkan ke mulutnya. Satu sajian atraksi yang bisa dilakukan oleh pengunjung untuk berinteraksi langsung dengan hewan yang lucu ini.
Usaha konservasi dan karantina penyu sebelum dilepas ke alam bebas adalah hal yang sebenarnya sangat baik, tindakan untuk menyelamatkan hewan yang semakin hari semakin langka. Kawasan perairan Mampie dan Binuang menjadi daerah yang rawan untuk keterancaman hidup penyu, ada banyak kabar penangkapan penyu yang dilakukan oleh nelayan-nelayan yang tidak mengerti arti hidup penyu, menangkap penyu dengan motif ekonomi dan komersialiasi. Telah banyak kasus yang dikabarkan oleh media massa tentang penangkapan nelayan yang menjaring penyu di wilayah perairan kabupaten Polewali Mandar dan kadang melibatkan nelayan yang berasal dari Sulawesi Selatan. Alangkah sayangnya jika di satu tepian pantai berlangsung tindakan konservasi dan penyelamatan penyu, sementara di perairan lain sekelompok orang menjaring penyu dengan arogannya.
Tindakan konservasi punya manfaat baik, salah satunya adalah menjadi potensi destinasi ekowisata, atau wisata berbasis lingkungan. Hal ini yang menjadi potensi dusun Mampie, desa Galeso, kec. Wonomulyo, kab. Polewali Mandar, kawasan pantai baratnya yang mempunyai pasir halus menjadi tempat favorit penyu untuk mendarat. Jika penyu ditangkarkan untuk sementara sebelum dilepas maka ia dapat menjadi pilihan wisata untuk pelancong, bukan hanya mengunjungi pantai Mampie yang terkenal lebih dulu, tetapi juga merangkaikannya dengan wisata melihat penyu dan berinteraksi dengan penyu dari dekat. Melihat penyu dari dekat dan mendapatkan penjelasan mengenai keterancaman hidup penyu dan mendekatkannya dengan anak-anak dapat memberi edukasi langsung yang sifatnya permanen bahwa penyu harus dilindungi, telurnya tak boleh diambil untuk dijual, dan harus dilestarikan.
Di wilayah Pariaman, Sumatera Barat saja misalnya terdapat kawasan konservasi wisata penyu yang dijadikan sebagai tujuan ekowisata, dapat meraup total PAD hingga Rp 71.020.000 (dikutip dari www.harianhaluan.com) selama 5 bulan. Dan wisata penyu adalah magnet terbaik untuk wisata bagi anak-anak, penyu saat masih dalam fase tukik sangat lucu dipandangi, tentu saja dengan mengelompokkan jenis anak yang ingin melihat secara langsung dan dipandu oleh orang tua.
Lalu bagaimana dengan pilihan ekowisata terkhusus penyu di Sulawesi Barat? pilihan wisata ini masih sagat terbatas, walaupun terdapat kelompok masyarakat yang menangkarkan penyu untuk kepentingan konservasi, ia belum dilirik untuk jadi pilihan destinasi wisata. Misalnya saja seperti yang dikonservasi oleh kelompok masyarakat Lurae di kecamatan Campalagian, kab. Polewali Mandar, belum dijadikan tujuan untuk destinasi wisata. Semuanya tak tarlepas dari dukungan dana. Penangkaran penyu di Mampie pun juga atas dasar swadaya masyarakat saja.
Leave a Comment