Titik Henti Terindah Di Batas Desa Mirring Kabupaten Polewali Mandar
Desa Mirring, salah satu desa yang terdapat di kecamatan Binuang, kabupaten Polewali Mandar. Desa pesisir yang selalu saja indah menurut saya. Setiap kali menginjakkan kaki dan memacu tali gas motor dengan kecepatan cukup tinggi entah mengapa saya selalu saja punya waktu untuk mampir walau sejenak di spot "tikungan tajam" perbatasan desa yang mirip sirkuit-sirkuit di video game balapan mobil yang biasa saya mainkan.
Tikungan tajam ini spot favorit saya dengan tebing batu disisi kiri dan pantai di sisi sebelahnya, tentu saja dengan pembatas jalan yang terbuat dari campuran baja dan besi berkekuatan tinggi yang dipasang untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan di lokasi ini. Disini juga ditambahkan cermin cembung berukuran besar yang memungkinkan anda melihat kendaraan yang ada didepan anda sebelum berbelok. Saking tajamnya tikungan ini, anda tak dapat melihat kendaraan yang berlawanan arah karena terhalang oleh bukit batu berukuran kecil di salah satu sisinya.
Tebing batu di salah satu sisi perbatasan desa Mirring (Foto : Tommuane Mandar)
Satu hal berbeda adalah spot tikungan tajam Mirring yang nyaris tidak berubah, walaupun beberapa kali terjadi kecelakaan lalu lintas yang terjadi di lokasi ini, tetap saja bukit batu kecil itu tidak dikikis, atau mungkin wilayah ini belum mengagendakan proyek pelebaran jalan? entahlah, yang jelas spot ini selalu indah.
Mirring pada
awalnya adalah desa yang bergabung dalam wilayah kecamatan Polewali dan
kini masuk kedalam wilayah kecamatan Binuang. Dimanakah pesona terindah
kabupaten Polewali Mandar untuk pemandangan pesisir dan areal
persawahannya? kalau ada pertanyaan seperti itu, maka saya akan menjawab
desa-desa di kecamatan Binuang adalah jawabannya, saat saya memasuki
wilayah Binuang, entah itu dari arah Kabupaten Pinrang atau dari kota
Polewali maka daerah ini menurut saya yang paling memanjakan mata.
Binuang mempesona semenjak kita meninggalkan wilayah kota Polewali,
disambut oleh areal persawahan, topografi berbukit, dan sesekali oleh
kawasan pesisir dengan Mangrove (bakau) yang menemani selama
perjalanan, belum lagi pulau-pulau yang terletak tepat didepan mata dan jelas terlihat dari tepi jalan. sebutlah misalnya Pulau Battoa yang dapat anda lihat langsung dari spot ini.
Pohon bakau (mangrove) di batas desa Mirring (Foto : Tommuane Mandar)
Bentuk tikungan tajam serupa kapsul dengan cermin cembung di sisi jalan (Foto : Tommuane Mandar)
Spot yang juga menjadi batas desa Mirring dengan desa tetangganya (Foto : Tommuane Mandar)
Spot di perbatasan desa Mirring berupa tikungan tajam yang sudah cukup memakan korban ini adalah lokasi sempurna menurut saya, latar belakang Pulau Battoa dan hutan mangrove sangat apik untuk lokasi memotret, lokasinya berjarak sekitar 200 m dari perumahan penduduk, karena itu pesona alaminya masih bisa terlihat dengan jelas. Tak ada rumah penduduk yang akan menjadi latar memotret anda.
Pulau Battoa tampak dari batas desa Mirring (Foto : Tommuane Mandar)
Kondisi kealamian ini sebaiknya terjaga, ini paling tidak bisa memanjakan mata orang-orang yang melakukan perjalanan di trans Sulawesi. Tetapi sejatinya masyarakat, penjaga kealamian Mirring, serta pemerintah, pihak pemilik kekuasaan tertinggi yang memiliki kebijakan penuh atas desa ini adalah dua pihak yang bertanggung jawab atas titik terindah di kecamatan Binuang ini.
Leave a Comment