Mengapa Tak Ada Karya Baru Dari Penyanyi Legendaris Mandar H. An Amri Haiya
Pihak
Makkita Cinema meradang, file film "Uang Panai" bocor di media sosial
Youtube, film ini dapat disaksikan dalam kualitas tinggi resolusi hingga
720 piksel, mungkin sama saja film ini dibajak, belum terlalu lama
film ini tayang di bioskop dan mendapatkan penonton hingga ribuan orang, yang
untuk mendapatkan tiket di seminggu setelah pemutaran perdana sangat
sulit, dan ramainya teras bioskop serupa pasar menanti film ini. Terbilang fenomenal untuk wilayah Sulawesi Selatan, dan dinanti kehadirannya, namun setelah muncul film ini dibagikan secara "gratis" dan dapat disaksikan oleh banyak orang yang mungkin belum sempat disaksikan lewat bioskop.
Gaya hasil karya yang muncul dan disaksikan orang dalam media sosial ini yang dihindari oleh penyanyi legendaris Mandar H. An Amri Haiya, ia enggan menghasilkan karya kalau kemudian tak berapa lama, karya-karyanya sudah menjadi begitu mudah diunduh di laman internet. H. An Amri Haiya, penyanyi legendaris Mandar yang top di tahun 1980 an akhir hingga awal 1990 an, hingga saat ini kiprahnya jarang terdengar, ia "berhenti berkarya" dari awal 1990 an hingga saat ini. Meskipun dalam beberapa kegiatan masih kerap muncul untuk menyanyikan lagu yang pernah dipopulerkannya. Kegiatan reunian, acara kantor, An Amri masih kadang hadir untuk membawakan lagu-lagu seperti "Tomenjari Luyung" yang jadi single hits andalannya. Generasi Mandar (Sulawesi Barat) yang lahir di masa-masa saat lagunya top hampir semua mengenal lagu ini, bahkan generasi yang lahir setelahnya masih ada yang menyukai lagu legendaris ini.
Dari kualitas suara seorang An Amri Haiya tidak diragukan, ia pernah berada dibawah asuhan seorang Pance Pondaag untuk teknik menyanyikan lagu, penyanyi lagu daerah Makassar seperti Iwan Tompo jadi rekannya di Libel Record untuk berkarya.
Sampai suatu waktu dalam pertemuan secara langsung ia menjelaskan mengapa ia tak lagi menelurkan karya lagu daerah Mandar yang dinanti oleh penggemarnya. "Saya tak mau jika lagu saya sebegitu mudahnya dibajak, dan muncul di media sosial dan dibagikan secara gratis". Dijelaskan olehnya lagi " Dulu kami pernah mencoba untuk menghalangi pembajakan karya seni tetapi sangat sulit kami bendung" gambaran betapa kasus pembajakan dan pelanggaran hak cipta menjadi hal yang sangat sensitif di dunia seni.
Tak lagi menelurkan karya bukan berarti An Amri tak menghasilkan lagu daerah lagi, ia masih berkarya, namun tak lagi dipublikasi secara umum. Masih ada beberapa lagu daerah Mandar yang sudah dipersiapkannya, tetapi untuk dibagi secara umum, ia belum tahu kapan waktunya.
Lagu Tomenjari Luyung pernah menjadi lagu terhits pada masanya, ditanyai mengapa lagu ini dapat menjadi begitu populer di kalangan orang-orang Mandar, ia menjawab, "saya menyanyikan lagu yang kisahnya diambil dari kehidupan sehari-hari, atau dari cerita lokal/budaya yang berkembang kuat di daerah" itu juga yang menjadi tips menghasilkan lagu daerah terbaik yang akan terkenang dan diingat sepanjang masa. Tomenjari Luyung (Orang yang menjadi ikan duyung) adalah kisah cerita rakyat lokal yang berkembang di suku Mandar, Sulawesi Barat tentang seorang istri yang seketika menjadi ikan duyung. Kisah ini diangkat kedalam sebuah lagu dengan bahasa yang muah dimengerti dan lirik serta aransemen yang sederhana didengarkan. Seorang An Amri melekat dengan hits Tomenjari Luyung nya.
Kengganannya berkarya lagi lewat publik menjadi pertanyaan banyak orang disaat puluhan penyanyi lagu daerah Mandar setelah masanya lahir mulai dari Shale AS, Indar Dewi, Mamat GS, Irbad, hingga penyanyi lagu daerah Mandar saat ini seperti Iis Gazali dan Fajriah Ekko. Masih ada semangat yang terlihat dari seorang An Amri untuk kembali berkarya, tergambar jelas dari kualitas suara yang masih merdu dan terjaga di nada tinggi dan teknik menyanyi yang sulit didapatkan tandingannya di usia yang tidak muda lagi.
Gaya hasil karya yang muncul dan disaksikan orang dalam media sosial ini yang dihindari oleh penyanyi legendaris Mandar H. An Amri Haiya, ia enggan menghasilkan karya kalau kemudian tak berapa lama, karya-karyanya sudah menjadi begitu mudah diunduh di laman internet. H. An Amri Haiya, penyanyi legendaris Mandar yang top di tahun 1980 an akhir hingga awal 1990 an, hingga saat ini kiprahnya jarang terdengar, ia "berhenti berkarya" dari awal 1990 an hingga saat ini. Meskipun dalam beberapa kegiatan masih kerap muncul untuk menyanyikan lagu yang pernah dipopulerkannya. Kegiatan reunian, acara kantor, An Amri masih kadang hadir untuk membawakan lagu-lagu seperti "Tomenjari Luyung" yang jadi single hits andalannya. Generasi Mandar (Sulawesi Barat) yang lahir di masa-masa saat lagunya top hampir semua mengenal lagu ini, bahkan generasi yang lahir setelahnya masih ada yang menyukai lagu legendaris ini.
Dari kualitas suara seorang An Amri Haiya tidak diragukan, ia pernah berada dibawah asuhan seorang Pance Pondaag untuk teknik menyanyikan lagu, penyanyi lagu daerah Makassar seperti Iwan Tompo jadi rekannya di Libel Record untuk berkarya.
Penyanyi lagu daerah Mandar H. An. Amri Haiya (Foto : www.tommuanemandaronline.blogspot.com) |
Tak lagi menelurkan karya bukan berarti An Amri tak menghasilkan lagu daerah lagi, ia masih berkarya, namun tak lagi dipublikasi secara umum. Masih ada beberapa lagu daerah Mandar yang sudah dipersiapkannya, tetapi untuk dibagi secara umum, ia belum tahu kapan waktunya.
Lagu Tomenjari Luyung pernah menjadi lagu terhits pada masanya, ditanyai mengapa lagu ini dapat menjadi begitu populer di kalangan orang-orang Mandar, ia menjawab, "saya menyanyikan lagu yang kisahnya diambil dari kehidupan sehari-hari, atau dari cerita lokal/budaya yang berkembang kuat di daerah" itu juga yang menjadi tips menghasilkan lagu daerah terbaik yang akan terkenang dan diingat sepanjang masa. Tomenjari Luyung (Orang yang menjadi ikan duyung) adalah kisah cerita rakyat lokal yang berkembang di suku Mandar, Sulawesi Barat tentang seorang istri yang seketika menjadi ikan duyung. Kisah ini diangkat kedalam sebuah lagu dengan bahasa yang muah dimengerti dan lirik serta aransemen yang sederhana didengarkan. Seorang An Amri melekat dengan hits Tomenjari Luyung nya.
Kengganannya berkarya lagi lewat publik menjadi pertanyaan banyak orang disaat puluhan penyanyi lagu daerah Mandar setelah masanya lahir mulai dari Shale AS, Indar Dewi, Mamat GS, Irbad, hingga penyanyi lagu daerah Mandar saat ini seperti Iis Gazali dan Fajriah Ekko. Masih ada semangat yang terlihat dari seorang An Amri untuk kembali berkarya, tergambar jelas dari kualitas suara yang masih merdu dan terjaga di nada tinggi dan teknik menyanyi yang sulit didapatkan tandingannya di usia yang tidak muda lagi.
Leave a Comment