Gereget Onde Onde Racikan Gadis Mandar Di Tanah Jawa
Bagaimana cara mengobati kerinduan bagi mahasiswa di tanah rantau? jawabannya adalah "lari ke dapur, dan membuat kuliner tema Mandar" paling tidak itu yang bisa dilakukan para perantau penuntut ilmu yang tinggal jauh melintasi pulau, beberapa ribu km dari tanah Sulawesi Barat. Hal sederhana ini yang dilakukan Kiki Hapsha seorang gadis Mandar asal Mamuju di tanah Jawa (Jogjakarta).
Hal ini lebih mudah dilakukan oleh kaum hawa, yang punya dominasi dan
habitat di dapur. Jika mereka "ngiler" maka dengan mudahnya mereka cukup
mencari bahan, mengumpulkan, dan mulai membuat kuliner-kuliner
tradisional. Mengapa pilihan jatuh ke kuliner tradisional? itu karena ia
mudah dibuat, bahannya mudah ditemukan di pasar dan kerinduan pada
"selera kampung" terobati dengan baik. Lalu bagaimana dengan kaum adam?
mereka lebih mencari hal praktis, mencari rumah makan, warung atau kedai
yang menyediakan kuliner tradisional di tanah rantau, jika tak sama,
maka cukup menyerupai sudah cukup.
Gadis Mandar nyaris sama dengan gadis suku lainnya di tanah Sulawesi ditakdirkan untuk menemani sang ibu membantu segala aktivitas dan urusan dapur, mereka tumbuh dengan pendidikan dan pelatihan secara tidak langsung, sehingga mereka tak sadar bisa mereplikasi ilmu dan pengalaman meracik kuliner yang diwarisi dari ibu mereka. Mereka biasanya akan menemani ibu, melihat langsung proses pemilihan, pencampuran, dan manipulasi bahan makanan atau penganan hingga sampai pada proses penyajian. Sama seperti prinsip yang diturunkan oleh nelayan nelayan yang didominasi kaum adam, para anak yang sering ikut melaut akan menyerap ilmu berlayar saat melaut. Kata seorang pendokumentasi kebudayaan Mandar "Ilmu laut diwariskan di laut" . Hal yang sama juga berlangsung di dapur orang-orang Mandar "Ilmu memasak, diwariskan di dapur".
Satu yang istimewa dari Onde-Onde adalah isian gula arennya yang serasa pecah saat digigit (Foto : Kiki Hapsha) |
Gadis yang hidup di perkotaan mungkin akan menyerap ilmu memasak dari buku, sosial media, media video seperti Youtube, atau lebih moderen mereka akan mendaftar dalam kelas memasak. Ini perbedaan yang kemungkinan ada antara gadis kota dan gadis yang tumbuh dan besar di desa atau dusun.
Apa istimewanya Onde-Onde yang diracik oleh gadis Mandar di tanah Jawa? toh di Jawa kuliner ini juga ada dan dikenal dengan nama Klepon, namun dengan ukuran yang kecil dan warnanya beragam. Ada pewarisan ilmu menbuat kue yang lestari dan bisa dilakukan walau jauh dari tanah rantau, ada proses aplikasi ilmu mandiri yang sudah bisa dilakukan, paling tidak lebih baik dibandingkan mereka yang tahunya hanya membeli onde-onde yang telah jadi. Ada pula kesempatan untuk menjenguk tanah kampung halaman di tanah rantau sejenak dengan sensasi rasa onde-onde dan gula aren Mandar yang rasanya legit, lalu mengingat kembali rasa onde-onde yang saat digigit gula arennya pecah mirip "Choco Lava" . Dan semua itu masih dilakukan dengan orang-orang yang terdekat dan dalam suasana kekeluargaan, itu cara pulang kampung yang praktis dan murah dibanding harus membeli tiket Jogjakarta - Mamuju yang harganya selangit.
Sepiring onde-onde yang disajikan sebagai bahan cemilan (Foto : Kiki Hapsha) |
Kemampuan seorang gadis Mandar meracik onde-onde mungkin sederhana saja, tetapi ini menunjukkan eksistensi seorang gadis pada habitat aslinya. Mereka tumbuh dan lahir di dapur, ruang paling belakang dalam desain rumah yang punya peranan penting menyangga kebutuhan mutlak manusia untuk makan. Ia menjadi penanda bahwa betapa tingginya status pendidikan, atau status sosial seorang perempuan ia masih tetap dipadu padankan dengan ruangan yang bernama dapur. Maka segala ilmu tentang dapur akan dihubungkan dengan status perempuan.
Onde-Onde bagi orang-orang Mandar dekat dengan acara syukuran, jika kuliner tradisional ini ada, maka biasanya ada syukuran, atau selamatan, tetapi kadang juga dibuat sebagai sekedar cemilan sore menemani hangatnya segelas teh. Mereka yang mampu membuat kuliner ini sudah tentu banyak bersentuhan dengan kebiasaan orang-orang Mandar yang menghadirkan onde-onde saat acara syukuran.
Leave a Comment