Unik, Iklim Darat Rute Mamuju-Mamuju Tengah

Melintasi rute darat Mamuju-Mamuju Tengah di bulan September 2018 dengan masa kemarau yang terpengaruh efek El Nino menghadirkan satu hal yang unik, anomali cuaca. Di saat area pulau Sulawesi lebih banyak kering kerontang, poros Topoyo-Pangale-hingga Sampaga-Kalukku didera hujan deras. Cuaca memang hal yang tidak pernah bisa ditebak, hanya bisa direka-reka sama dengan judul segmen acara di televisi "Prakiraan Cuaca". 

Menebak cuaca Mamuju-Mamuju Tengah dari vegetasi tanaman di sepanjang jalur lintasnya memang memberi gambaran umum bahwa daerah ini akan memiliki curah hujan yang cukup tinggi, mengapa? karena area ini masih cukup hijau dan merupakan daerah penyangga air yang besar. Evaporasi sebagai syarat terjadinya siklus hujan akan terjadi secara besar-besaran di kawasan yang "hijau". Lalu dengan proses kondensasi dan presipitasi hujan kemudian akan turun. 

Lalu apa uniknya iklim darat di sepanjang lintasan yang berjarak tempuh 2-2,5 jam ini adalah hujannya yang deras di satu area, berhenti di area lain, lalu kembali deras di area selanjutnya. Saat di satu lokasi hujan turun deras, maka area selanjutnya hujan akan berhenti, dan area berikutnya hujan akan kembali turun dengan derasnya. Lalu tingkat hujannya sangat lebat, hanya beberapa menit Anda berada di bawah hujan tanpa pelindung maka seketika tubuh Anda akan basah kuyup. bahkan kadangn aka Anda temui setelah diguyur hujan di desa/kecamatan satu maka di desa/kecamatan sebelahnya cuaca kering, sama sekali tak ada hujan. Iklim di daerah ini sukar ditebak. Ini tidak terlepas dari pengaruh Mamuju dan Mamuju Tengah yang masih banyak ditumbuhi pepohonan hijau, area pertanian dan perkebunan dengan zona yang cukup besar, menyumbang proses terjadinya siklus hujan. 

Jika melintasi jalur Mamuju-Mamuju Tengah dengan kendaraan beroda dua apalagi jika masa antara peralihan musim kemarau dan musim hujan sebaiknya Anda menyediakan mantel anti hujan, tingkat lebat hujan di area ini sangat mencengangkan, mungkin wajar jika tanah di dua kabupaten ini dianugerahi dengan lahan yang sangat subur dengan ketersediaan air tanah yang memadai untuk kebutuhan bercocok tanam dan berkebun. Jika Anda melaluinya dengan kendaraan beroda empat tak perlu khawatir dengan bentukan cuaca yang seketika berubah ini, hanya saja siapkan payung jika  Anda harus turun dan mampir di bagian-bagian desa atau kecamatannya.  

desa-lumu-kec-budong-budong-mamuju-tengah
Jalur menuju desa Lumu, kec. Budong-Budong, kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat di jalur lintas poros Mamuju-Pasangkayu/Palu (Foto : www.tommuanemandaronline.blogspot.com)
Namun jika melihat dari fakta-fakta dan melirik beberapa tahun terakhir ada hal yang harus mendapatkan perhatian lebih terutama untuk dua kabupaten ini. Curah hujan yang tinggi beberapa waktu yang lalu pernah membawa dua kabupaten ini menjadi daerah bencana banjir besar.  Untuk kabupaten Mamuju Tengah peristiwa banjir bandang terjadi dua kali, pertama pada tahun 2013 menghantam desa Tabolang dan desa Salulebo di kecamatan Topoyo, lalu kedua pada tahun 2016 yang parah menghantam desa Pasapa kecamatan Budong-Budong. Kerusakan vegetasi di area hulu Mamuju Tengah dituding menjadi penyebab terjadinya bencana alam ini, terjadi pembalakan liar yang menghabiskan banyak hutan yang berfungsi sebagai penahan laju aliran air dan penyimpan cadangan air hingga kemudian erosi menjadi lebih mudah dan berefek pada meningkatnya debit air sungai  yang menuju ke hilir Mamuju Tengah. 

Sementara itu untuk kabupaten Mamuju, di bulan Maret 2018 banjir bandang menghantam kota kabupaten menimbulkan korban yang cukup banyak dan kerugian material sangat besar. Meluapnya sungai Karema yang melalui jalur utama pemukiman warga di Mamuju  menjadi penyebab ribuan kubik air menyerang rumah-rumah, pasar, dan pertokoan dan sempat melumpuhkan aktivitas di Mamuju.  Area Kecamatan Simboro dan Kecamatan Mamuju menjadi dua kawasan dengan efek banjir terparah. Penyebabnya juga tak jauh dari kerusakan area hulu atau daerah di sepanjang sungai Karema dan aliran air yang bersatu menuju sungai ini

Apa yang menjadi catatan penting bagi kedua kabupaten ini adalah keunikan iklim darat Mamuju-Mamuju Tengah sebaiknya dikenali dengan dini untuk mengantisipasi kemungkinan kejadian hujan lebat yang dapat mengguyur sewaktu-waktu dan peringatan pada peningkatan risiko bencana yang dapat saja muncul sewaktu-waktu.  Jika Anda meluncur dari Mamuju menuju Mamuju Tengah "sedialah mantel sebelum hujan" hujannya tidak pernah main-main hanya akan menyisakan Anda dengan setipis kulit ari dan pakaian yang basah dan efek pilek dan flu setelah beberapa hari kemudian.

No comments

Powered by Blogger.