Dolong, Sirup Imitasi Khas Mandar Yang Perlahan Punah
Mungkin anda akan mengira ini minuman manis serupa sirup.
Warnanya merah menggugah selera, iya kan? Terlihat begitu jelas dari warnanya
yang menggoda. Tapi coba anda minum dan rasakan, sangat jauh berbeda dengan
sirup. Sama sekali bukan sirup dan tidak mengandung gula. Saat ini sudah
sangat jarang ditemui di daerah Mandar, mungkin hanya segelintir orang saja
yang masih mempertahankan kebiasaan dan budaya orang tua dahulu ini. Padahal
menurut beberapa sumber minuman dengan pewarna alami ini mempunyai khasiat yang
baik untuk tubuh.
Minuman Dolong Khas Mandar (Foto : Bulan Ramli) |
Dolong khas Mandar dengan warna merah menyala (Foto : Bulan Ramli) |
Hari itu saya mengikuti kuliah dari salah satu dosen tamu
yang diundang khusus untuk membawakan materi “food safety”. Di antara materi
yang disampaikan, beliau menceritakan Indonesia yang begitu kaya dengan budaya
dan kearifan lokal masyarakatnya. Hingga kemudian beliau menyebut satu per satu
budaya dan kearifan ataupun pengetahuan lokal beberapa daerah, termasuk Orang
Mandar di Sulawesi Barat.
Bagian yang ini spontan menarik perhatian saya. Beliau menyebut Orang Mandar di Sulawesi Barat memiliki kebiasaan mengkonsumsi minuman berwarna merah. Sebenarnya itu adalah air putih yang kemudian berubah warna menjadi merah. Warna merahnya di peroleh dari kayu sapang yang dimasukkan ke dalamnya. Ini juga mungkin adalah bagian dari rahasia kesehatan para leluhur kita karena ternyata kayu sapang itu masuk dalam jenis kayu farmasi yang mengandung zat antibiotik.
Saat mudik lebaran ke Mandar tahun 2012 kemarin, saya menyempatkan diri mencari tahu seperti apa pohonnya. Beberapa referensi pun saya peroleh dari masyarakat. Selain sering dijadikan pagar hidup di kebun atau di pekarangan rumah, kayu ini oleh para nelayan juga dijadikan bahan pembuat pasoq lopi (paku untuk perahu) karena memang kuat dan tahan air.
Tidak banyak informasi tentang lokasi di mana saya bisa menemukan pohonnya. Rekomendasi satu-satunya hanya ke Kabupaten Majene. Dengan diantar Bapak, saya pun akhirnya sampai di lokasi (nama desanya saya lupa). Saya perhatikan di sekitarnya memang sudah hutan dan jalan setapak. Beberapa contoh daun, buah dan batang saya ambil untuk keperluan identifikasi.
Kayu ini disebut juga kayu Secang atau Sepang (Indonesia).
Nama latinnya Cesalpinia sappan L. Sementara ini saya cukup senang dengan apa
yang saya peroleh dan berbagi sekelumit cerita tentang minuman ini. Lebih dari
itu, yang paling penting adalah bagaimana prospek pengembangan minuman ini
sebagai bagian dari aset budaya Orang Mandar yang harusnya tetap bisa kita jaga
kelestariannya.
Penulis :
Bulan Ramli, hobi travelling, dan menulis saat ini sedang bermukim di Bogor, menempuh pendidikan Doktoral di Institut Pertanian Bogor (IPB). Saat ini juga sebagai tenaga pendidik (Dosen) di salah satu Universitas Negeri di Gorontalo.
Kontak Saya :
Twitter : https://twitter.com/bulankuuu
Facebook : http://www.facebook.com/mandar.too
Blog : http://bulansays.blogspot.com/
Tulisannya bagus
ReplyDelete