Pelabuhan Majene, Spot Pemancing Handal Berburu Ikan
Pelabuhan
kecil Majene terletak di depan Taman Kota Majene dan gedung Assamalewuang berjarak 200-500 meter dari pusat ibukota kabupaten Majene. Saat sore hari pelabuhan kecil ini akan dipenuhi dengan kumpulan pemancing
handal, pemburu ikan-ikan jenis baronang, bahkan hingga jenis ikan pari
kadang diangkat ke daratan oleh para pehobi wisata menangkap ikan dengan mata pancing.
Para pemancing ini biasanya dibantu oleh jasa perahu sampan (lepa-lepa) yang dibayar, dan mengantarkan ujung kail ke bagian perairan yang lebih jauh. Untuk sekali mengantarkan kail mereka biasa dibayar dengan besaran uang Rp 5.000 - Rp 10.000. Dengan jasa ini sang pemancing yang tidak punya kail panjang biasanya dapat menjangkau perairan yang lebih jauh dan sesuai dengan lokasi yang diinginkannya.
Para pemancing ini biasanya dibantu oleh jasa perahu sampan (lepa-lepa) yang dibayar, dan mengantarkan ujung kail ke bagian perairan yang lebih jauh. Untuk sekali mengantarkan kail mereka biasa dibayar dengan besaran uang Rp 5.000 - Rp 10.000. Dengan jasa ini sang pemancing yang tidak punya kail panjang biasanya dapat menjangkau perairan yang lebih jauh dan sesuai dengan lokasi yang diinginkannya.
Sambil menunggu kail disambar ikan, para pemancing menghabiskan waktu dengan bermain domino atau sekedar mengobrol. Bagian pelabuhan ini didominasi para pemancing sementara pengunjung lain adalah warga Majene yang kadang hanya sekedar pelesiran di atas dermaga kayu yang mulai lapuk dimakan usia.
Majene memang tak jauh dari hal-hal yang berkaitan dengan pesisir, banyak kegiatan ekonomi berhubungan dengan laut, ratusan teluk kecil membentang di Sulawesi Barat dan Majene menyumbang banyak diantaranya. Profesi masyarakat juga banyak yang berhubungan dengan laut, profesi nelayan cukup banyak ditemukan di sepanjang pesisir kec. Banggae dan Banggae Timur, belum lagi untuk kecamatan-kecamatan yang ada diluar kota kabupaten.
Para pemancing yang berkumpul di ujung pelabuhan kayu di lingkungan Pangali-Ali, kecamatan Banggae, kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Foto : www.tommuanemandaronline.blogspot.com) |
Majene
terkenal dengan pelabuhan kecilnya, dulu sering disinggahi kapal-kapal
berukuran medium, namun hingga saat ini jarang dikunjungi, kemungkinan
penyebabnya kedalaman laut di sekitar pelabuhan berkurang,, terakhir
sebuah perahu kontainer terjebak di perairan dekat pelabuhan.
Satu yang khas di Pelabuhan Majene, ada batu piramida di tepiannya, dulu hingga kini pusat keramaian Majene saat sore selalu bertumpu di pelabuhan kecil ini, walau pantai Dato dan Pantai Barane jadi idola baru, pelabuhan Majene tidak kehilangan penggemarnya.
Satu yang khas di Pelabuhan Majene, ada batu piramida di tepiannya, dulu hingga kini pusat keramaian Majene saat sore selalu bertumpu di pelabuhan kecil ini, walau pantai Dato dan Pantai Barane jadi idola baru, pelabuhan Majene tidak kehilangan penggemarnya.
Batu piramida yang khas di tepian pelabuhan Majene, kab. Majene, Sulawesi Barat (foto : www.tommuanemandaronline.blogspot.com) |
Saat
ini kabupaten Majene, Sulawesi Barat memiliki dua pelabuhan kecil,
satunya berada di lingkungan Pangali-Ali dan yang baru terletak di
lingkungan Passarang, pelabuhan baru Majene dibangun oleh pemerintah
dengan alasan kedalaman laut yang tidak cukup untuk disandari oleh kapal
berukuran besar, sementara pelabuhan baru di Passarang kini telah
dibangun dan kabarnya lebih luas dan lebih besar dibandingkan pelabuhan
lama Majene.
Hal
yang sama dari kedua pelabuhan ini adalah masing-masing menjadi lokasi
terbaik untuk memancing ikan berukuran besar, tidak sedikit di dua
lokasi ini para pemancing bisa menangkap jenis ikan yang berukuran
besar. Anda hobi memancing? silahkan datang ke tepian dua pelabuhan di Majene, pelabuhan Pangali-Ali atau pelabuhan Passarang dan bergabunglah dengan para pemancing-pemancing handal di sisi dua pelabuhan ini, ragam ikan siap menyambar mata pancing Anda.
Leave a Comment